Senin, 27 April 2009

Maafin Aku Tuhan


Ya Alloh...

Aku gaktau darimana perasaan ini muncul
Aku pun tak sadar kenapa kubiarkan rasa ini tumbuh dan berkembang
Kenapa aku bisa sangat mencintai dia?
Kenapa hampir saja aku meng-ilah-kan dia?
Dia hanya makhlukMu tapi begitu sempurna dimataku
Hingga mataku seolah2 terbutakan olehnya
Sesungguhnya hanya Engkaulah yang Maha Sempurna


Jika mencintainya adalah hal yang salah, putuskanlah Ya Tuhanku
Hamba begitu kerdil, hamba begitu lemah
Tiada daya dan upaya melainkan Engkau
Dia umatMu ya Alloh, tapi tidak menegakkan agamaMu
Maria pun berkata : "Apakah keyakinan dari Tuhan menghalangi kesucian cinta?"
Dan aku pun sempat berpikiran seperti itu ya Tuhan

Kalo pun perasaan ini hanya mimpi, bangunkanlah aku ya Tuhan...
Jangan biarkan aku terus tertidur...
Biar aku tidak bisa merasakan hangat kehadirannya
Engkaulah Rab yang Maha membolak-balikkan hati
Tetapkan hatiku Ya Alloh

Cukupkanlah Bagiku Ya Tuhan
Kembalikan aku pada JalanMu ya Alloh
Luruskanlah niatku...Bersihkanlah hatiku...
Tetapkan dan ridhloilah langkahku.

Amiien

Republik Paradoks


Tatkala usiaku tak lagi muda dan warna rambutku pun mulai ada yang memutih, saat itu pun aku tersadar bahwa aku berada dalam suatu dunia, di satu negara, dan sebuah republik, yaitu...Republik Paradoks!

"Rules are made to be broken !"

Seolah-olah yang menjadi kenyataan adalah kontra post dari yang menjadi aturan.
Faktual seakan-akan selalu berbenturan dengan normatif.
Diskresi pun diperkenankan tatkala Undang-Undang sudah ditetapkan dan harusnya dipatuhi tanpa pengecualian.
Kebijaksanaan pun diharap-harapkan ketika kebijakan tidak lagi berpihak kepadanya.
Surat sakti beterbangan...katebelece berhamburan....

Yang mencoba menjadi baik dianggap sok alim dan cemen, sedangkan yang berlaku nista dianggap gaul dan keren.
Dengan dalih alasan ekonomi, perilaku "menjual diri" pun seakan-akan dibenarkan.
Aparat pun lebih gemar menggerebek toko miras ketengan, dan tak pernah kuasa untuk menutup pabriknya!?
Aktifis kemanusiaan lebih gemar mengkampanyekan "SAFE SEX, PLEASE" daripada "NO SEX UNTIL MARRIED!" ??

Kenapa selalu ada pengecualian?

Ketika perayaan hari besar agama pun, kenapa yang datang terlambat malah mendapatkan posisi yan begitu terhormat di depan mimbar? Sedangkan rakyat ( mungkin saja jauh lebih mulia dan tinggi derajat takwanya) dibiarkan berdesak-desakan mengantri untuk sekedar masuk tempat ibadah?
Kenapa tidak pernah mencontoh saudara kita Mahmoud Ahmaddinejad?

Katanya semua warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama di mata hukum?
Trus kenapa maling ayam dijatuhi hukuman sebulan..( itupun masih untung, sementara yang lain dikeroyok massa, bahkan dibakar hidup2 ) sedangkan maling duit rakyat milliaran rupiah dibiarkan tersenyum selayaknya selebriti di entertainment gosip?

Adapula pameo jadi2an yang menjadi obrolan di lingkungan kantor sehari-hari:
"Indak boleh korupsi...kecuali terpakso" dan
"Indak boleh selingkuh...kecuali suko samo suko" ???

Sesungguhnya "benar dan tidak" adalah sangat nyata dan berbeda, selayaknya warna putih dan hitam yang begitu kontras. Tetapi dalam kehidupan nyata justru sangat lah sulit ditemui warna hitam dan putih secara tegas, karena keduanya membaur menjadi abu-abu. Yup, Grey area...selalu menjadi favorit sekaligus kambing hitam atas pembenaran.

Republik macam apakah ini, Ya Tuhanku....?

Kamis, 16 April 2009

Out of The Box --> Over The Edge


Kita adalah sebesar apa yang menjadi batasan kita!

Gakda yang istimewa dalam hal memotivasi diri, karena semua sebenarnya udah ada di nurani terdalam setiap manusia. Yang kita perlukan hanyalah sesekali melepaskan atribut, menjernihkan jiwa dan pikiran, menjauh sesaat dari rutinitas yang membelenggu untuk bermuhasabah, meluruskan dan merumuskan kembali tujuan ideal nan mulia yang sudah terpatri indah di hati terdalam.

Cobalah sesekali bertanya pada diri sendiri secara tulus...Apakah yang kita lakukan selama ini sudah baik? Apakah yang kita kerjakan sudah semaksimal mungkin berbanding lurus dengan potensi besar yang ada di dalam diri?
Setiap yang berakal pasti mengetahui mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang seyogyanya ditinggalkan. Terlepas dari semua itu yang membedakan adalah siapa yang berhasil dengan sukses memenangi pertarungan terhadap nafsu "minus"nya dan siapa yang selalu terjebak dengan nafsu dan batasan pemikirannya.


Saya selalu suka dengan perkataan dahsyat "Kita bukanlah orang kecil, melainkan orang besar yang masih kecil" yang sedang tumbuh, berkembang mencapai kondisi ideal sebagai manusia sukses dan bahagia.

Kita seringkali, bahkan dengan sangat arogan "mengkerdilkan", meremehkan kemampuan dan potensi dahsyat yang ada di dalam diri kita. Hal ini tidak terlepas dari cara pikir kita terhadap border dan batasan2 yang seolah-olah selalu ada menyelimuti kita.
Kita seringkali terjebak dengan pengetahuan kita sendiri.

Buku2, literatur dan pemikiran2 tokoh yang kita baca, kata-kata nasehat yang selalu kita terima, kejadian2 yang tiap hari kita saksikan, bahkan lingkungan dimana kita terbiasa hidup, justru menjadi belenggu potensi diri. ---> Semua itu bukannya digunakan untuk mengeksplor potensi diri yang ada, justru menjadikan kita berpikir dan berbuat menjadi biasa. Seringkali kita "hanya" pengen menjadi seperti yang kita baca, berbuat pun seolah2 harus sesuai dengan pemikiran tokoh2 yang kita idolakan. Bukan, bukan lah seperti itu yang seharusnya... Semua yang sudah kita terima hendaknya dijadikan motivasi untuk berbuat lebih bahkan mampu melewati pemikiran maupun kejadian yang sebelumnya. Ini lah yang membuat kita istimewa.

Kita semua pasti pernah mendengar cerita tentang "Kutu anjing". Dimana menurut penelitian, kutu anjing mampu melompat sejauh 200-300 kali lipat dari ukuran tubuhnya. Tetapi apa yang terjadi ketika si kutu anjing tersebut ditaruh dalam kotak korek api selama beberapa minggu? yah, si kutu anjing ternyata tereduksi keampuan melompatnya dengan sangat signifikan... dia hanya mampu melompat paling jauh 100x dari ukuran tubuhnya atau dengan kata lain 2/3 kemampuannya telah hilang (baca : bukan benar2 hilang, tetapi terbatasi dengan lingkungan yang menyelimutinya).
Ternyata selama di dalam kotak korek api pun dia terus melompat, tetapi tiap kali melompat dia terbentur dengan dinding atas kotak korek api yang memenjarakannya. Hal itu selalu berulang sampai dia tidak tersadar telah mengkerdilkan kemampuannya sementara dia sudah tidak lagi di dalam kotak korek api.

Itu hanyalah salah satu gambaran, bahwa kita jangan sampai terlena dan tidak segera tersadar bahwa segala macam atribut, buku, literatur, bahkan lingkungan yang ada di sekitar kita seringkali justru menjadi selimut pembatas kita untuk mengembangkan diri dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik bermodal potensi diri yang ada.

Tinggalkan cara lama!
Kalo masih berfikiran seperti orang lain, masih melakukan hal2 normatif selayaknya orang kebayanyakan, itu tidak membuat kita special. Kita harus berani memeras kemampuan yang ada di diri. Berfikir dan berlaku dengan cara lebih, toh sebenarnya kita mampu. Gakda yang tidak bisa...yang ada hanyalah mau atau tidak!

Thinkin out of the box, over the edge !

Senin, 13 April 2009

Review : ( 9 April 2009 ) "Bangsa Buih"


Omaigot!!!......... Setengah shock, aneh, tapi lebih banyak sedihnya ketika lihat hasil quick count dari berbagai survey baik dari LSI, LP3S maupun lembaga survey yang lain. Ternyata yang menjadi favorit rakyat adalah partai yang (menurut saya pribadi) belum kompeten baik dari segi motor politik maupun "kualitas pengurus dan keanggotaannya". Taruh lah yang menjadi garnis pemanis hanyalah kekuatan lokomotifnya yaitu sebut saja "beliau S" ...No hard feeling buat simpatisannya, hanya kritik pribadi semoga bisa membangun ^^

Hebatnya, ternyata yang non partisan alias GOLPUT hampir 40% dan itu 2x lipat perolehan suara pemenang pemilu. Carut marutnya DPT yang berhak ikut memilih, bagaimana bisa orang udah pada meninggal tetap saja dikasih undangan nyontreng? begitu banyak keluarga yang terlewat dari daftar DPT padahal sehat walafiat dan KTPnya pun ada? Apakah dengan seperti ini masih bisa dikatakan pemilu sukses?

Saya pun berhak memilih (untuk) tidak memilih.Meskipun sebagian besar banyak saudara kita yang sangat ingin menyalurkan aspirasinya tapi tidak bisa karena tidak terdaftar dalam DPT.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada mereka, saya pun tidak memilih karena ?
Sistem pemilu tentang popular vote yang menyamaratakan "one man one vote" >>> Menurut saya pribadi, ini sangat lah tidak adil... Kenapa? karena setiap orang dianggap mempunyai nilai suara yang sama! Mungkin Pemerintah beranggapan bahwa setiap WN mempunyai hak yang sama untuk berserikat dan berkumpul dst (pasal 28) dan berhak untuk dipilih dan memilih. Tapi saya sendiri sangat gak ikhlas dengan ketentuan ini. Mosok suara seorang alim ulama harganya sama dengan suara seorang penjudi, pezina, pemabok, koruptor bahkan narapidana? Adil gak jika suara orang yang berpendidikan bisa membedakan mana yang baik dan buruk, bisa menggunakan akalnya untuk mendukung kemajuan bangsanya, disamakan dengan seorang buta huruf gak lulus SD yang berhitung aja cuma sampai angka 10? Mosok suara orang yang diotaknya hanya ada pikiran banteng maupun beringin ataupun kabah, gak peduli ama yang lain dan fanatik sempit, sama kualitasnya dengan orang yang terbuka dan fair? Dimana sisi keadilan?

Harusnya kualitas dan kuantitas suara dibedakan secara gradual, ada gradingnya... bukan sama rata, satu orang satu suara! Tuhan pun pernah menyinggung kita...."Apakah sama antara orang yang mengetahui(berakal) dengan orang yang tidak mengetahui?"

Toh kalo berdalih bahwa setiap WN punya civil right yang sama sebenarnya juga gak mutlak terbukti benar! Kalo setiap WN punya hak yang sama maka anak SD atau SMP pun harusnya juga bisa memilih untuk menentukan nasib bangsa! Tapi kenyataannya yang berhak milih dibatasi dengan aturan ini itu...dari yg udah berumur 17+, harus punya KTP, dan parahnya punya KTP pun belum tentu bisa milih karena harus tercatat dalam DPT. Permainan macam apa lagi ini?

HANYA TERJADI DI INDONESIA :

- Caleg yang beliaunya sudah meninggal 22 maret lalu, di pemilu kemaren menjadi terpilih no 1 di dapil banten III (Sdr Sutradara Gintings).

- Caleg yang jelas2 ketangkap tangan oleh KPK kasus korupsi, meraih no 1 dengan suara yg sangat2 signifikan di dapil sulsel (Sdr Abdul Hadi Jamal).

Ini yang bodoh sapa?

APAKAH YANG SEPERTI INI MASIH BISA DI KATAKAN SUARA RAKYAT = SUARA TUHAN?

Semurah itukah suara Tuhan? hanya tergadai dengan lembaran rupiah? terbayar dengan seuntai janji?

Saya melihat bangsa kita ini hanyalah seperti buih.... jumlahnya banyak tapi gampang terombang-ambing kesana kemari! Tidak mempunyai konsep dan ideologi yang jelas. Waktu pemilu 1999 booming semuanya merah menang mutlak "konon membela orang yang terzolimi" di pemilu 2004 kemaren mulailah sedikit merapat membiru "konon kapan lagi presidennya ganteng?" dan mencapai klimaksnya di pemilu 2009...Lanjutkan...padahal di benak yang milih hanya terkesima dengan sosok "beliau S" sehingga rela menitipkan suaranya tanpa mengetahui siapa yang dititipkan, dan bagaimana moralitas dan kapabilitasnya? So pity...

Fenomena apakah ini Saudara-saudaraku?

Bukan mata yang tidak bisa melihat...bukan pula telinga yang tidak bisa mendengar, melainkan hati yang telah buta dan tuli.

Jangan menjadi bodoh dan mau dibodohi! Karena bodoh menjadikan kita miskin, dan miskin mendekatkan kita pada kekufuran...!

Saya cuma bisa berharap, semoga yang terpilih menjaga amanah, dan yang sudah memilih senantiasa berdoa dan mengawasi semoga Beliau2 yang terpilih tetap berada di jalur yang benar demi kemajuan republik ini... Amiin

Rabu, 08 April 2009

Benarkah Mens Sana in Corpore Sano?


Gak tau kenapa tiba-tiba teringat kalimat mahsyur dari bahasa latin "mens sana in corpore sano" yang diperkenalkan pertama kali waktu masih duduk di bangku sekolah dulu di mata pelajaran Penjaskes (baca : pendidikan jasmani dan kesehatan)hehehe.

Setelah mencoba memperhatikan, mengingat, dan menimbang, akhirnya saya pun mencoba memutuskan (hehehe, kek bahasa hukum aja neh) apakah falsafah latin tersebut masih relevan dengan realita kehidupan sekarang ini.

Mens sana in corpore sano diartikan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Sekarang coba kita perhatikan dengan lingkungan kita, apakah hal demikian benar terjadi?

Ketika anda berkendaraan atau pun jalan2 pasti pernah nemuin orang kurang waras (baca : gila) yang sebenarnya kalo dilihat dari fisiknya sangatlah kuat dan sehat. Bahkan maaf aja, di bilangan halte sekolahan di bungur pernah saya jumpai juga orang gila tapi bisa mengandung dan melahirkan anaknya. Bagaimana orang bisa mengandung dan melahirkan sedangkan raganya tidak dalam keadaan sehat?

Contoh lain adalah ketika umur sudah mulai uzur pastilah disertai dengan penurunan fungsi motorik dan kesehatan badan secara keseluruhan. Harusnya ketika kesehatan badannya berkurang maka jiwanya pun pasti mengalami penurunan bukan? tapi kenyataannya tidak. sering saya jumpai orang yang sudah begitu renta, bahkan sudah lumpuh tidak lagi bisa berjalan beliaunya bisa sangat menikmati hidup, jiwanya menjadi begitu bersih. Memandang segala sesuatu jauh lebih bijak dan malah semakin menyibukkan dirinya untuk berbekal mendekat kepada Sang Penciptanya.

Di kalangan artis, kita semua pasti tau Subardi alias "pepenk jari2". Dia megalami sakit langka yang luar biasa berat berupa kelumpuhan dimana imunitas tubuhnya selalu menurun dan belum diketahui obat penyembuhnya, dan penyakit ini sangat jarang dijumpai penderitanya di dunia. Secara fisik dia sangat lah lemah, hampir semua kemampuan organnya melemah, bahkan hanya menyandarkan badannya di atas tempat tidur. Tapi apa hebatnya? Meskipun fisiknya sangat lah lemah, tapi jiwa dan daya pikirnya justru sangat2lah hidup dan berkembang. Pepenk menjadi begitu sangat religius, mampu menorehkan tulisan2 berkualitas, bahkan sekarang sedang melaksanakan studi doktoralnya jarak jauh melalui internet di tempat tidur. Dia mempunya azzam yang begitu kuat, jauh melebihi orang-orang yang secara fisik badannya jauh lebih kuat dan sehat.

Fenomena apakah ini?

Ternyata Nabi pun pada zaman dahulu kala sudah mengcapturenya. Dalam riwayat Imam Ahmad, Nabi mengutarakan bahwa "Sesungguhnya, di dalam tubuh manusia terdapat segumpal darah. Jika ia baik, baiklah seluruh pribadinya, jika ia rusak, rusaklah seluruh pribadinya. Ingatlah, segumpal darah itu adalah hati." Sebagaimana kita tau bahwa hati disini merefer ke dalamnya nurani dan kebersihan jiwa/ruh kita.

Kekuatan dan kesehatan fisik bukanlah ukuran untuk mempotret diri apakah jiwanya sehat atau bermasalah. Justru sebaliknya.... Dengan Jiwa yang sehat maka orang pasti akan mampu tetap berkembang meskipun mempunyai kelemahan/kekurangan fisik.

Kekurangan fisik hanyalah karunia lebih atas kesempurnaan...

Senin, 06 April 2009

Ternyata

Ternyata

"malam terlalu panjang jika hanya dihabiskan tuk tidur"

dan

"siang pun terlalu berharga jika hanya untuk berbuat sia-sia"

hidupkan malammu...
maknai siangmu...

Minggu, 05 April 2009

Kekasih Penguasa waktu



Senja begitu teduh menghantarkan lembayung di hadapan mata.
Saatnya dia pergi, saatnya ada yang mengganti.
Malam pun tersipu malu menghadapkan wajahnya.
Tuk sekejap, malam pun harus kembali ke peraduannya diiringi ranumnya cahya sang fajar membangunkan pagi.
Apakah pagi terus bertahan?
Saatnya siang datang tuk menghangatkan bumi.
Sampai tibalah waktu tuk mentari bergegas bersembunyi dibalik indahnya jingga di sore hari.
Hal itu terus berputar, kejadian itu terus berlanjut.
Keteraturan itu selalu terjaga sampai akhir waktu yang akan tiba.
Aku tak mau terpaku menunggu, aku pun enggan tuk termangu.
Aku harus bersiap... Aku harus berbekal...
Aku tak mau mengecewakan Dia terkasih yang telah menunggu di ujung waktu.
Kekasihku yang memberikanku kebebasan...
Kekasih yang menitipkan kepadaku kehidupan...
Kekasih yang berharap akan kesetiaan dan ketulusanku.
Kekasihku....
Sang Penguasa waktu.

Jumat, 03 April 2009

Jangan Jadi Lilin !


Dunia terlalu naif memandang kebahagiaan. Begitu banyak pameo bersliweran yang mengatakan "aku bahagia jika engkau bahagia" hahaha, such a lil bullshit.

Bagaimana orang bisa membahagiakan orang lain jika dirinya sendiri jauh dari kata bahagia?

Yang ada hanyalah keterpura-puraan, full of hipocrity. Bibirnya menyunggingkan senyum simpul sementara hatinya menangis menyisakan lubang menganga.

Kehidupan yang normatif telah mengajarkan kita bagaimana berlaku normal. Di setiap sudut kehidupan selalu ada tatacara dan hukum yang mengaturnya. Di level profesional pun selalu diikat dengan SOP dan kode etik. Sebagai contoh sederha di dunia penerbangan misalnya, Ketika kita berpergian dengan pesawat pun, flight attendant selalu melaksanakan SOPnya, memberikan briefing tentang tatacara dan aturan penerbangan. Salah satunya adalah dalam hal jika terjadi turbulensi dimana tekanan kabin mendadak ngedrop sehingga masker oksigen jatuh dari atas. Disitu diperintahkan para orang tua untuk memakai masker oksigen sendiri sebelum membantu memakaikannya pada anaknya. Salah satu gambaran lagi jika terjadi kondisi pesawat akan mendarat darurat di perairan, maka para pramugari pun mengarahkannya supaya para orang tua mengambil life vest yang ada di bawah kursi untuk dipakainya sebelum dia memakaikan pelampung yang lain untuk anaknya.

Pelajaran apa yang bisa kita peroleh di atas? Itu hanyalah hal sederhana dan ma'fum. Kita bisa menolong orang lain, even yang sangat kita cintai hanya jika kita dalam kondisi "SIAP". Sebegitu pula kita bisa membahagiakan orang lain, tatkala kita sendiri sudah "cukup bahagia".

Fenomena menarik yang lain bisa kita dapatkan dari proses terbakarnya lilin. Lilin begitu bodoh (baca : sebagian besar orang "naif" menyebutnya mulia) rela menghanguskan dan menghabiskan dirinya demi menerangi kegelapan disekitarnya. Bukan hal seperti itu yang diharapkan oleh Tuhan. Bukan lah pengorbanan itu berbanding lurus dengan suicide dan kepasrahan yang lemah.

Kebahagiaan adalah bersumber dari diri sendiri. jangan lah sekali-kali kalian menyandarkan kebahagiaan pada yang lain, karena jika demikian maka bersiap-siaplah untuk kecewa, sakit hati dan ditinggalkan. Bahagiakan dirimu dengan menghargai, menghormati, dan mengembangkan diri.

Bahagiakan dirimu, niscaya sinar kebahagiaanmu akan berpendar membahagiakan sekelilingmu!

Menyederhanakan Mimpi


Melalui mimpi yang dikerucutkan menjadi harapan, ditajamkan menjadi tujuan dan diwujudkan melalui perbuatan, Soichiro Honda pun mampu menciptakan HONDA, Salah satu perusahaan otomotif dan robotik terbesar di dunia. Itu hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak keberhasilan dan kesuksesan yang diawali dari sebuah mimpi sederhana.

Banyak orang terjebak dengan mimpi...terbuai dengan khayalan, dan hidup dengan keterpura-puraan. Emang lah tepat bahwa dengan mimpi dan berharap kita menjadi tetap hidup, tetapi perlu disadari mimpi yang sejauh apa yang bisa tetap membangunkan kita terjaga dalam kenyataan hidup.

Dan ternyata Tuhan pun telah mengajak hambaNya untuk bermimpi dan mewujudkannya, yaitu dalam firmanNya Ar Rahman : 33 "Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu bisa menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi maka tembuslah...". Apakah ayat tersebut masih menjadi sekedar mimpi di 21th century sekarang ini, kawan? dan ternyata tidak... Tantangan dan mimpi itupun sekarang telah menjadi kenyataan.

Menyederhanakan mimpi hanyalah kata lain dari "mengejawantahkan" mimpi ke dalam suatu perbuatan, tindakan nyata! Bukan hanya sebagai wacana, bukan hanya ada di angan-angan. Bayangkan dan wujudkan!

Hidup Untuk Berguna !



Ada kalanya kita merasa bahwa apa yang kita alami, kejadian yang berentetan, bahkan apa yang berlaku di diri kita adalah tidak adil dan tidak fair (tentu saja menurut perspektif pribadi kita). Seakan-akan kita ingin berteriak dan menggugat keadilan Tuhan... "Tuhan, tolonglah hambaMu!" "Tuhan, dimana keadilanMu?"

Apakah Tuhan tidak adil? Apakah Tuhan sudah mendzalimi kita?
Kita merasa hidup kita begini-begini aja, statis, gakda perubahan, dan tidak memberikan manfaat bagi yang lain...Salah siapakah?

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang telah diciptakan oleh Tuhan, bukanlah malaikat bukan pula jin dan sejenisnya. Manusia dianugerahi akal, ketaatan, begitu pula diselimuti dengan segenggam nafsu. Itulah yang menjadikan manusia begitu sempurna... Tapi kenapa kesempurnaan kita justru terlihat begitu kecil dibanding ketaatan malaikat kepadaNya?

Kita diberikan kehidupan oleh Tuhan untuk maju...!
Hidup adalah "BERGERAK", ada pula jargon hidup adalah perbuatan. Bahkan esensi dinamisnya kehidupan manusia itu sendiri telah di-nas-kan Tuhan dalam coretanNya. Manusia bakal menjadi seonggok daging hidup tanpa makna, menjadi mayat hidup hanya karena dia tidak bergerak dan berubah maju ke arah yang baik. Dalam "Ar Ra'du : 11" "Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"

Dalam sabdanya Nabi pun pernah berujar "Antum a'lamu bi umuridunyakum"(Kalian lebih mengerti tentang duniamu daripada aku). Nabi membimbing kita untuk berkembang sesuai dengan keahlian kita, disiplin ilmu kita, maupun ladang berkreasi kita. Jika sesuatu diserahkan pada bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Oleh sebab itu tiap2 manusia harus menjadi profesional untuk di setiap detil lingkungan kehidupannya. Menjadi komponen yang saling melengkapi dan saling menguatkan satu dengan yang lain dalam bangunan kehidupan .

Jelas sekali bahwa Tuhan dan pembantunya pun mengharap kita bergerak, berusaha...bukan diam membisu tak berarti. Jangan biarkan Tuhan malu karena telah menciptakan kita...! Buktikan kita bisa berubah, bergerak dan berguna, Insyaalloh.

Kamis, 02 April 2009

Siapakah Aku?


Aku adalah apa yang aku tutupi...
Aku adalah apa yang aku sembunyikan...

Aku bukanlah sesuatu yang dibangga2kan...
Aku bukanlah sesuatu yang membahagiakan...

Aku ialah yang aku coba hapuskan...
Aku ialah yang aku coba tuk musnahkan...

Aku adalah cacat...
Aku adalah kekurangan...

Aku begitu rapuh dan kecil...
Aku begitu lemah dan pasrah...

Itulah sebenar-benarnya Aku!

Pudar

WajahNya tak secantik dulu...
ParasNya tak lagi menawan
WangiNya tak semerbak dulu...
SenyumNya tak lagi indah

Dia mulai jauh
Dia mulai pudar

Tidaaakkkk....!!!
Bukaannn....!!!
Tidaklah Dia sudah menjauh darimu...
Bukanlah Pesonanya telah memudar...

Tapi hatimu...Tapi jiwamu...
Mereka telah membeku, mereka pun terus membatu.
Akalmu telah dikuasai nafsumu...
Fikirmu pun terbelenggu duniamu.

Bukan lah Dia telah pudar...
Keyakinanmu lah yang telah berpendar...

Nglurug Tanpo Bolo...Menang Tanpo Ngasorake !


Nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake..... menurut saya, filosofi jawa ini sangatlah dahsyat! memupuk diri, menjadikan jiwa pemberani...sifat pemenang dengan begitu elegan.

Nglurug tanpo bolo : Mendatangi tanpa bantuan >>> artinya "berani menghadapi siapapun, permasalahan apapun tanpa mengharapkan bala bantuan dari orang lain" Semua disandarkan pada kemampuan diri sendiri, perwujudan dari sikap gentleman sejati!

Menang tanpo ngasorake : Menang tanpa menghinakan >>> artinya "menempuh kemenangan dengan cara elegan, tanpa harus mempermalukan lawan yang dikalahkan" Menang dengan berjiwa besar menjadikan si kalah tetap bisa menegakkan kepalanya tanpa harus diselimuti nista dan hinadina!

Kalo boleh direwind, dahulu kala di jazirah arab, ada sesosok manusia buta huruf tapi sangat2 cerdas dan amanah yang bisa dijadikan contoh nyata bagaimana "nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake" dilaksanakan. Iya, benar... peristiwa "fathul makkah"! Dimana kabah bisa diambil alih oleh kaum muslimin tanpa harus berdarah-darah, dengan cara sangat mulia dan elegan, bahkan pimpinan jahiliyah pun bisa begitu terpesona dan akhirnya merendahkan diri dan hati untuk bergabung bersamanya.

Masihkan falsafah hebat seperti itu kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita kawan?
Jujur....sangat jarang kita temuin lagi seorang juara yang pemberani nan elegan.

Semuanya terasa begitu bangga jika mampu mengolok2 rival...
begitu bahagia jika aib kompetitor tersebar luas menjadi bahan obrolan di setiap sudut jalan..
Mungkin falsafah "sudah jatuh tertimpa tangga" adalah yang paling laris manis menggambarkan pihak yang kalah bersaing dalam kehidupan sekarang ini...

Cara-cara culas nan picik senantiasa berkeliaran demi sebuah "kemenangan semu"...jabatan...kekayan....bahkan wanita???
Bagaimana di perusahaan, di hierarki birokrasi pemerintahan terjadi siasat injak bawah, sikut samping, dan sembah atasan adalah hal yang "dianggap" lazim biasa dan dibenarkan?

Tanya kenapa? Kita semua tahu apa jawabnya....

Sunatullah : Harmoni


Dan angkasa pun tidak terbentuk dengan sendirinya...
Langit nan indah pun pasti ada yang menopangnya...
Sang bumi pun berdiri kokoh karena ada yang memangkunya...

Pernahkah terpikir kenapa siang selalu meninggalkan malam?
Selayaknya pagi enggan bersapa dengan senja di sore hari...

Keberhasilan hanyalah efek positif dari usaha...
Sedemikian kegagalan yang manja menggelayutinya!

Dibalik kehidupan adalah kematian...
Disamping kebahagiaan selalu tersandar kepiluan!

Man jadda wa jadda...
Siapa pun yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya!

Tak perduli apapun etnisnya, gendernya, bahkan agamanya....
Itulah sunatullah....keadilan Tuhan....keindahan harmoni !

Apa yang membuatmu berharga?



Kadang kita lupa merendahkan diri...mencoba merasuki dalamnya nurani kita, sebenarnya apa sih yang membuat kita hidup? Apa sih yang membuat hidup kita bermakna? dan apa sih yang membuat hidup kita begitu berharga?

Ada suatu percakapan seorang Bapak tua yang alim dengan anak kecil tercintanya :

Bapak : "Nak, Hewan apa yang kamu takuti?"
Anak : "Harimau ayah......

Bapak : "Kenapa engkau takut dengan harimau, wahai anakku?"
Anak : "Karena harimau punya cakar yang kuat dan taring yang tajam yang bisa membunuhku ayah"

Bapak : "Bagaimana dengan harimau MATI, masih takutkah engkau nak?"
Anak : "Ya tentu tidak lah yah....

Bapak : "Kenapa engkau tidak lagi takut nak?"
Anak : "Karena harimau sudah tidak punya ruh, tidak bernyawa yah....tidak lagi bisa mencakar atau pun menggigitku.

Bapak : "Nah, itulah nak gambaran manusia.... Manusia begitu disegani, dihargai dan dihormati karena ruhnya...karena jiwanya... Tumbuhkanlah jiwamu nak, siramilah rohanimu nak dengan senantiasa takut dan berserah mendekat kepadaNya, Insyaalloh kita tetap menjadi mulia meskipun sudah tiada.

"Bagaimana Orang bisa hidup dengan jiwa yang mati....? Dia hanya lah laksana mayat hidup yang tidak berguna, yang hidup hanya karena atribut dan kelengkapannya"

"Karena atribut, jabatan, dan kekayaan adalah milikNya...sangat lah mudah bagiNya untuk mengambil kembali ataupun mempertukarkan kepada yang lain. Hidupkan lah jiwamu nak.... pupuk dan kembangkanlah rohanimu....

Welcome to my world !


Alhamdulillah, akhirnya kesempetan juga bikin blog... sangat2 terlambat emang, hehe. Tapi kata orang bijak " gakda salahnya untuk memulai, gakda kurangnya untuk belajar ".

Merangkak pun bagi seorang yang duduk adalah bergerak, melangkah maju...
Sedemikian pula berlari, jauh lebih bergerak ke arah maju daripada yang senantiasa sekedar berjalan...

Saya mencoba menorehkan pikiran, gagasan, dan pelajaran hidup apa yang diperoleh selama ini. Jadi blog ini bukanlah semacam diary ataupun catatan harian, melainkan curahan hati seorang hamba untuk mencoba memahami dan memaknai arti kehidupan.

Dengan nama Alloh Tuhan Yang Maha Teratur... Semoga "Membumikan Langit" sebuah blog sederhana dari makhluk yang kecil bisa bermanfaat dan menjadi pencerahan bagi yang senantiasa tertidur, terlelap dalam "kebiasaan" yang sangat melemahkan.


Regards,


de Messenger