Minggu, 05 April 2009

Kekasih Penguasa waktu



Senja begitu teduh menghantarkan lembayung di hadapan mata.
Saatnya dia pergi, saatnya ada yang mengganti.
Malam pun tersipu malu menghadapkan wajahnya.
Tuk sekejap, malam pun harus kembali ke peraduannya diiringi ranumnya cahya sang fajar membangunkan pagi.
Apakah pagi terus bertahan?
Saatnya siang datang tuk menghangatkan bumi.
Sampai tibalah waktu tuk mentari bergegas bersembunyi dibalik indahnya jingga di sore hari.
Hal itu terus berputar, kejadian itu terus berlanjut.
Keteraturan itu selalu terjaga sampai akhir waktu yang akan tiba.
Aku tak mau terpaku menunggu, aku pun enggan tuk termangu.
Aku harus bersiap... Aku harus berbekal...
Aku tak mau mengecewakan Dia terkasih yang telah menunggu di ujung waktu.
Kekasihku yang memberikanku kebebasan...
Kekasih yang menitipkan kepadaku kehidupan...
Kekasih yang berharap akan kesetiaan dan ketulusanku.
Kekasihku....
Sang Penguasa waktu.

0 komentar:

Posting Komentar