Senin, 27 April 2009

Republik Paradoks


Tatkala usiaku tak lagi muda dan warna rambutku pun mulai ada yang memutih, saat itu pun aku tersadar bahwa aku berada dalam suatu dunia, di satu negara, dan sebuah republik, yaitu...Republik Paradoks!

"Rules are made to be broken !"

Seolah-olah yang menjadi kenyataan adalah kontra post dari yang menjadi aturan.
Faktual seakan-akan selalu berbenturan dengan normatif.
Diskresi pun diperkenankan tatkala Undang-Undang sudah ditetapkan dan harusnya dipatuhi tanpa pengecualian.
Kebijaksanaan pun diharap-harapkan ketika kebijakan tidak lagi berpihak kepadanya.
Surat sakti beterbangan...katebelece berhamburan....

Yang mencoba menjadi baik dianggap sok alim dan cemen, sedangkan yang berlaku nista dianggap gaul dan keren.
Dengan dalih alasan ekonomi, perilaku "menjual diri" pun seakan-akan dibenarkan.
Aparat pun lebih gemar menggerebek toko miras ketengan, dan tak pernah kuasa untuk menutup pabriknya!?
Aktifis kemanusiaan lebih gemar mengkampanyekan "SAFE SEX, PLEASE" daripada "NO SEX UNTIL MARRIED!" ??

Kenapa selalu ada pengecualian?

Ketika perayaan hari besar agama pun, kenapa yang datang terlambat malah mendapatkan posisi yan begitu terhormat di depan mimbar? Sedangkan rakyat ( mungkin saja jauh lebih mulia dan tinggi derajat takwanya) dibiarkan berdesak-desakan mengantri untuk sekedar masuk tempat ibadah?
Kenapa tidak pernah mencontoh saudara kita Mahmoud Ahmaddinejad?

Katanya semua warga negara mempunyai hak dan kedudukan yang sama di mata hukum?
Trus kenapa maling ayam dijatuhi hukuman sebulan..( itupun masih untung, sementara yang lain dikeroyok massa, bahkan dibakar hidup2 ) sedangkan maling duit rakyat milliaran rupiah dibiarkan tersenyum selayaknya selebriti di entertainment gosip?

Adapula pameo jadi2an yang menjadi obrolan di lingkungan kantor sehari-hari:
"Indak boleh korupsi...kecuali terpakso" dan
"Indak boleh selingkuh...kecuali suko samo suko" ???

Sesungguhnya "benar dan tidak" adalah sangat nyata dan berbeda, selayaknya warna putih dan hitam yang begitu kontras. Tetapi dalam kehidupan nyata justru sangat lah sulit ditemui warna hitam dan putih secara tegas, karena keduanya membaur menjadi abu-abu. Yup, Grey area...selalu menjadi favorit sekaligus kambing hitam atas pembenaran.

Republik macam apakah ini, Ya Tuhanku....?

1 komentar:

the color of my life mengatakan...

grey area... hmm..

Posting Komentar